Gempa 7,2 skala Richter mengguncang, lalu disusul tsunami ratusan meter menggulung sejumlah tempat di Kepulauan Mentawai. Ratusan tewas, ratusan pula yang hilang. Medan yang sulit membuat pasukan penyelemat, pengirim bala bantuan, tak bisa datang lekas. Gambar dari lokasi pun tak sampai ke publik secepat yang diharapkan.
Di pusat pemerintahan, sejumlah kejadian membuat kita termangu. Ada pencabutan peringatan tsunami yang terlalu dini. Ada pula menteri yang sibuk mengklaim tak ada kesulitan komunikasi di Mentawai. Mari kita tengok Mentawai. Doakan saudara kita, bantu mereka dengan berbagai cara.
Sejumlah penduduk yang selamat berjalan melintasi daerah yang disapu tsunami di Pagai Utara, Kepulauan Mentawai. (AP Photo/Setwapres)
Rombongan Wakil Presiden Boediono mengamati kantong jenazah para korban tsunami di Pagai Utara. (AP Photo/Setwapres)
Seorang perawat memeriksa bayi di klinik darurat Sikakap, Kepulauan Mentawai. (AP Photo)
Pandangan udara sebuah desa yang hancur dua hari setelah tsunami menghantam Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai, Sumbar, Rabu (27/10). Badan Penangulangan Bencana Daerah Sumbar menyebutkan korban tewas 282 orang sedangkan jumlah warga dilaporkan hilang 411 orang, korban luka berat tercatat 77 orang dan luka ringan 25 orang. (Antara/Setwapres)
Kondisi Desa Pasapuat, Dusun Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai pascagempa 7,2 SR disertai gelombang tsunami, Senin (27/10). Tsunami juga terjadi di kecamatan Pagai Selatan dan Kecamatan Sikakap. (Antara/Rapot Pardomuan)
Kondisi Desa Pasapuat, Dusun Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. (Antara/Rapot Pardomuan)
Dua warga Australia Daniel Scanlan, kiri, dan rekannya yang terluka Robert Marino, saat tiba di pelabuhan Padang, Rabu (27/10). Mereka tengah berada di atas perahu sewaan, masih di tepi pantai, saat tsunami menyerbu. (AP Photo/Achmad Ibrahim)
2 komentar:
wah... benar-benar habis ya mas...
@Twahyudi, iya mas..kasihan.....
Posting Komentar